Lihat Waktu Bermain Ideal untuk Anak yang Optimal

Berapa waktu bermain ideal untuk anak? Simak panduan lengkap berdasarkan usia, dampak jika waktu bermain tidak tercapai, serta bagaimana playground bisa mendukung kebutuhan tumbuh kembang anak.

Bermain bukan sekadar aktivitas pengisi waktu luang, melainkan kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang yang optimal. Melalui bermain, anak belajar mengasah kemampuan motorik, kognitif, hingga keterampilan sosial. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menekankan pentingnya aktivitas fisik dan interaksi sosial sejak usia dini untuk menunjang kesehatan jangka panjang.

Namun, berapa lama sebenarnya waktu bermain ideal untuk anak sesuai usianya? Mari kita bahas lebih dalam.

Waktu Bermain Ideal Untuk Anak Berdasarkan Usia

Bayi (0–1 tahun)

Pada fase ini, bayi belum membutuhkan screen time sama sekali. Aktivitas bermain yang direkomendasikan adalah tummy time, yaitu membiarkan bayi tengkurap agar otot leher dan tubuh bagian atas lebih kuat. Selain itu, gerakan bebas dan stimulasi dengan mainan sederhana seperti rattle atau mainan warna-warni juga penting untuk mendukung perkembangan sensorik.


Durasi: beberapa kali sehari dengan total ≥30 menit tummy time, ditambah interaksi aktif bersama orang tua.

Balita (1–2 tahun)

Balita membutuhkan banyak aktivitas fisik karena fase ini sangat penting untuk melatih keterampilan motorik kasar. Mereka senang berjalan, merangkak, menaiki kursi, atau memanjat kecil. Bermain aktif membantu mereka memahami koordinasi tubuh sekaligus mengasah keberanian.


Durasi: total ≥3 jam aktivitas fisik per hari, tersebar sepanjang hari.

Usia Prasekolah (3–5 tahun)

Anak prasekolah semakin aktif berlari, melompat, bermain bola, hingga bersepeda. Aktivitas intensitas sedang hingga berat sangat dibutuhkan untuk menunjang energi dan tumbuh kembang otot. Playground menjadi tempat ideal karena menyediakan wahana yang memacu fisik dan imajinasi.


Durasi: minimal 3 jam aktivitas fisik, termasuk ≥1 jam aktivitas intensitas sedang–berat.

Usia Sekolah Dasar (6–12 tahun)

Anak usia sekolah sudah lebih terstruktur aktivitasnya, tetapi kebutuhan fisik tetap tinggi. Mereka harus aktif setiap hari, baik melalui olahraga, bermain fisik, maupun kegiatan sosial. Playground, lapangan, atau aktivitas olahraga bersama teman sebaya sangat dianjurkan.


Durasi: minimal 1 jam aktivitas fisik sedang–berat per hari, ditambah aktivitas bermain ringan sepanjang hari.

Remaja (13–17 tahun)

Meski jadwal sekolah dan tugas semakin padat, remaja tetap membutuhkan aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan tubuh dan mental. Olahraga rutin, bermain basket, futsal, atau aktivitas sosial aktif seperti outbound menjadi pilihan yang baik.

Durasi: minimal 1 jam aktivitas fisik sedang–berat per hari.

Baca juga: 

10 Aktivitas Seru di Playground untuk Anak

Umur berapa anak boleh bermain playground

Dampak Jika Waktu Bermain Tidak Tercapai

Kurangnya waktu bermain pada anak bisa menimbulkan berbagai dampak negatif, baik jangka pendek maupun panjang. Berikut beberapa risikonya:

  • Risiko obesitas karena kurang bergerak dan lebih banyak duduk pasif.
  • Gangguan perkembangan motorik seperti keterlambatan berjalan, melompat, atau koordinasi tubuh yang buruk.
  • Keterlambatan sosial-emosional akibat minim interaksi dengan teman sebaya.
  • Kecanduan gadget karena anak mencari pengganti aktivitas bermain melalui layar.
  • Tingkat stres dan kecemasan meningkat karena kurangnya pelepasan energi dan ruang berekspresi.
  • Daya tahan tubuh melemah akibat minimnya aktivitas fisik yang membantu memperkuat sistem imun.
  • Kreativitas terhambat karena anak kurang kesempatan untuk eksplorasi nyata.

Semua dampak ini dapat memengaruhi kualitas hidup anak jika tidak segera ditangani dengan memberikan waktu bermain yang cukup.

Baca juga: Manfaat bermain di playground

Playground sebagai Pendukung Waktu Bermain Ideal

Playground adalah salah satu solusi terbaik untuk memenuhi rekomendasi WHO terkait aktivitas fisik anak. Di playground, anak dapat bergerak aktif, bereksplorasi, sekaligus bersosialisasi dengan teman-temannya.

Setiap jenis permainan di playground memiliki manfaat tersendiri:

  • Ayunan melatih koordinasi tubuh dan kekuatan otot inti.
  • Perosotan mendukung keberanian sekaligus melatih motorik kasar.
  • Climbing wall atau panjat tali memperkuat otot, melatih keseimbangan, serta melatih strategi.
  • Area role play seperti mini market atau rumah-rumahan mengembangkan imajinasi dan keterampilan sosial.

Dengan variasi wahana tersebut, playground menjadi tempat yang menyenangkan sekaligus edukatif. Anak-anak tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga mendapatkan manfaat kesehatan fisik, emosional, dan sosial yang sangat penting bagi tumbuh kembangnya.

Waktu ideal anak bermain berbeda di setiap tahap usia, namun satu hal pasti: bermain adalah kebutuhan mendasar yang tidak boleh diabaikan. Kurangnya waktu bermain bisa berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental anak. Playground hadir sebagai sarana praktis dan efektif untuk mendukung anak bergerak aktif, sesuai dengan rekomendasi WHO.

Kami dari Outdoor Playground Indonesia berkomitmen menyediakan playground berkualitas, aman, dan edukatif untuk sekolah, perumahan, taman kota, hingga fasilitas publik lainnya.

Ingin menghadirkan playground yang mendukung waktu bermain ideal untuk anak?
Klik banner dibawah untuk konsultasikan kebutuhan Anda bersama tim ahli kami.